Prinsip Dasar Komunikasi
Secara linier, proses komunikasi
sedikitnya melibatkan empat (4) elemen atau komponen sebagai berikut.
1. Sumber/pengirim pesan/komunikator, yakni seseorang atau
sekelompok orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif
menyampaikan pesan.
2. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis
atau secara lisan, gambar, angka, gestura.
3. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/
pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV,
gelombang udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
4. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/ institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.
Di samping keempat elemen tersebut di
atas (lazim disebut sebagai model S-M-CR Atau Source-Message-Channel-Receiver),
ada tiga Elemen atau Faktor Iainnya yang juga penting dalam proses komunikasi,
yakni:
1. Akibat/dampak/ hasil yang terjadi pada pihak penerima/
komunikan.
2. Umpan-balik/feedback, yakni tanggapan balik dari pihak
penerima/komunikan atas pesan yang diterimanya.
3. Noise (gangguan), yakni faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.
Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu
proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan baik apabila terdapat overlaping of interest (pertautan minat
dan kepentingan) di antara sumber dan penerima pesan. Untuk terjadinya overlaping of interest dituntut adanya
persamaan (dalam tingkat yang relatif) dalam hal “kerangka referensi” (frame of reference) dan kedua pelaku komunikasi (sumber,
penerima). Yang dimaksud dengan kerangka referensi di sini, antara lain
menunjukkan pada tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan,
orientasi. Semakin besar tingkat persamaan dalam hal kerangka referensi,
semakin besar pula overlaping of interest,
dan ini berarti akan semakin mudah proses komunikasi berlangsung.
Sebagai contoh: si A seorang mahasiswa
ingin berbincang-bincang mengenai soal perkembangan nilai valuta asing dalam
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan
lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang
juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut dengan si
C, seorang pemuda desa tamatan SD, tentu proses komunikasinya tidak berjalan
sebagaimana diharapkan si A, karena antara si A dengan si C terdapat perbedaan
yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin
juga kepentingannya.
Contoh di atas, memberikan gambaran
bahwa proses komunikasi akan berjalan baik atau mudah apabila di antara para
pelaku komunikasi yang terlibat terdapat banyak persamaan dalam hal kerangka
referensi. Namun demikian, tidak berarti bahwa komunikasi baru terjadi apabila
kerangka referensi dan masing-masing pelaku (sumber dan penerima) relatif sama.
Artinya, apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang maka
kita harus mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara lain yang
sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya.
Dengan kata lain pihak sumber perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan
budaya dan pihak penerima.
Simak Penjelasannya berikut ini :
0 Response to "Prinsip Dasar Komunikasi"
Post a Comment